Minggu, 14 April 2013

Tolong putar kembali waktu...

     Di saat pagi mulai menjelang. Saat rasa kantuk masih terasa tapi enggan untuk beranjak dari tempat tidur.

     "Bangun moko Nak! Sudah pagi mi. Ada mi nasi gorengmu di meja. Nak, bangun mi!" teriakmu dari dapur. Suara wajan yang diangkat dari kompor. Suara air dari keran. Suara pintu depan rumah yang dibuka. Suara sapu di halaman. 
     Tidak lama berselang, suara teriakan Bapak yang ikut mengingatkan untuk bangun. Suara mesin mobil yang dipanaskan. Suara anjing tetangga yang menggeram. Suara mobil dan motor yang mulai lalu lalang di kejauhan. Suara berita di tv yang dinyalakan. Suara denting cangkir teh yang beradu dengan meja kaca di teras.     

     Aaaaaaaaaaahhhhhh. Tidak terhitung berapa pagi yang kuawali dengan mimpi dalam sadar yang semu. Aku mau terbangun dari mimpi panjang ini. Tolong bangunkan aku lagi Ibu... 
     Tolong kembali ke sisi kami.. Tolong bangun aku lagi di pagi hari seperti yang selalu Engkau lakukan selama ini. Tolong Ibu... Tolong!!!
     Aku mau waktu diputar kembali. 4 atau 5 tahun yang lalu pun boleh. Aku mau kala aku akhirnya terbangun dan membuka pintu kamarku, aku dapat melihatmu dan Bapak duduk berdua, bercengkrama sambil menikmati teh di teras rumah. 
     Aku mau kehampaan setiap kali kembali ke rumah ini dan tidak menemukanmu di sini tidak lebih dari sebuah mimpi. Mimpi buruk yang buruk.
    Tolong bangunkan aku Ibu.. Tolong bangunkan aku...

# Hampa dan sepi

Sabtu, 02 Juni 2012

Mari mari Nonton- Tokyo Monogatari (東京物語)

Poster film Tokyo Monogatari. Sumber: Wikipedia
Judul Film   : Tokyo Monogatari
Sutradara   : Yasujito Ozu
Pemain       : Chishu Ryu, Chieko Higashiyama, 
                  Setsuko Hara
Tahun Rilis  : 1953


 Sinopsis Cerita

Film ini bercerita tentang sepasang suami istri yang telah renta, Shukichi dan Tomi. Shige putri mereka, telah menikah dan bekerja sebagai penata rambut di Tokyo. Demikian pula dengan Koichi, seorang dokter anak yang telah menikah dan memiliki 2 orang putra di Tokyo. Keizo, putra mereka tinggal di Osaka sehingga tinggal Kyoko, putri bungsu mereka yang masih tinggal menemani mereka di Onomichi. Sebenarnya mereka masih punya seorang putra lagi, namun telah meninggal. Istrinya bernama Noriko tinggal di Tokyo dan bekerja di sebuah kantor kecil.

Pada suatu hari, Shukichi dan Tomi berkunjung ke Tokyo dan Osaka untuk menengok anak dan cucunya. Perjalanan yang panjang di musim panas cukup melelahkan buat mereka. Di awal kedatangannya, mereka tinggal di rumah Koichi. Kedatangan mereka disambut meriah oleh Koichi, Shige dan Noriko. Mereka tampak sangat senang akan kehadiran orang tua mereka.

Jumat, 01 Juni 2012

Mari mari baca- Inventing Japan (Menemukan Jepang)


Judul           : Inventing Japan (1853-1964)
Penulis         : Ian Buruma
Penerbit       : Modern Library, New York
Tahun Terbit : 2003



Dengan membaca judulnya, kita bisa langsung tahu bahwa yang menulisnya pastilah bukan orang Jepang. Dari pilihan kata 'inventing' menurutku ada unsur arogansi terhadap Jepang itu sendiri. Demikian pula dengan isinya yang sangat provrokatif. Namun demikian, justru buku mampu membuka wawasan kita untuk melihat Jepang dari sudut pandang yang berbeda, yaitu seorang Ian Buruma yang berkebangsaan Inggris-Belanda.

Buku ini terdiri dari:
Prolog: The Tokyo Olympics (Olimpiade Tokyo di tahun 1964)
1. The Black Ships (Kapal hitam, kapal militer milik Amerika)
2. Civilization and the Enlightenment (Peradaban dan Pencerahan)
3. Ero Guro Nansetsu (Erotisme, Grotesque, dan Nonsense)

Minggu, 25 Desember 2011

78 Hours In Guangzhou China (Catatan Perjalanan Singkat ke Guangzhou China)

Keputusan untuk ke Guangzhou
Di awal bulan Desember, kuterima kabar yang mengejutkan. Berdasarkan hasil Ct Scan, kanker Ibu dinyatakan sudah menyebar ke paru-paru. Upaya Ayah untuk segera membawa Ibu berobat di Rumah Sakit Dharmais Jakarta tidak membuahkan hasil karena dokter di sana menyatakan sudah tidak mampu berbuat apa-apa ketika melihat hasil pemeriksaan Ibu. Mereka menyarankan agar Ibu secepatnya dibawa kembali ke Makassar agar dapat menjalani kemoterapi untuk, setidaknya, menghambat tumor menyebar lebih jauh lagi. Kami sekeluarga tahu bahwa kemoterapi (untuk ke-3 kalinya) adalah hal yang hampir mustahil buat Ibu jika mengingat beratnya kemoterapi ke-2 yang dijalani beliau beberapa bulan silam.
Namun sepertinya Ayah belum menyerah. Pengobatan kanker di Guangzhou China yang sepintas didengarnya membuat Ayah kemudian mencoba mencari sendiri informasinya di Internet. Setelah menelpon dan akhirnya berkunjung langsung ke perwakilan rumah sakit di Jakarta, Ayah dan Ibu memutuskan segera berangkat ke Guangzhou.
Itulah sebabnya aku pun lalu merubah rute perjalanan pulangku di liburan musim dingin tahun ini. JPN-KL-MKS berubah menjadi JPN-CAN(Baiyun Guangzhou)-KL-MKS.

Saying Good-bye to Matsuyama
20 Menit Paling Mendebarkan di Depan Pintu Pesawat
Bertemu Ayah dan Ibu
Berpetualang di Guangzhou- Ayahku Hebat
Rumah Sakit Modern Hospital Guangzhou
China vs Japan
Kawula Muda yang Ekspresif
Saying Good-bye @Baiyun Airport of Guangzhou

Sabtu, 17 Desember 2011

Miss Misterious.. (or Mister?)

Rrrzzzsss.. !
Gue kaget banget waktu tiba2 suara keran air kamar sebelah terdengar. Kuambil jus jeruk di kulkas dan kembali ke meja meneruskan tugas yang tidak kunjung selesai. Waktu menunjukkan pukul 23.17. Hmm.. Dia baru pulang ternyata. Malam ini dia sedikit telat dari biasanya.

Oya, bagaimana kalo gue sebut saja dia Miss Misterious? Atau jangan-jangan Mister? Gue ga tau dia itu cowok atau cewek. Yang gue tau hanyalah dia pasti berkebangsaan China, kesukaannya membaca komik Shonen Magazine dan setiap hari pulang antara jam 23.05-23.10. Tidak pernah lebih cepat atau lebih lambat. Makanya gue heran kok malam ini dia agak telat ya.. Mungkin sesuatu menahannya di tempat kerjanya, atau mungkin juga sebelum pulang dia mampir dulu di mini market di sudut jalan membeli makanan atau minuman yang sudah didiskon 50% di jam segini (Uppss, ini sih gue banget, hahaha).

Gue tinggal di apato kecil dan suram tidak jauh dari kampus. Sesuai dengan harganya, kondisinya memang cukup memprihatinkan. Sebuah bangunan 1 lantai yang cukup luas dengan 20 kamar, tetapi sangat tidak terawat. "Jauh-jauh ke Jepang kok mau tinggal di tempat seperti ini?", pertanyaan seperti ini memang kadang dilontarkan oleh teman-teman di kampus yang pernah datang ke kamar gue. Gimana ya.. Gue memang harus di sini..    

I'm His Big Fan

Ketika  belia kuberjalan dituntun olehnya..
Berteman dengan aturannya, dan akrab dengan kasih sayangnya

Beranjak dewasa kuberlari ditemani olehnya..
Terkadang kulelah dan menyerah,
Namun sosoknya terus ada dan menyemangatiku

Selasa, 13 Desember 2011

Aku Tentang Diriku: Manajemen Waktu yang Buruk

Aku memang mahluk aneh, jika boleh dibilang unik.
Di saat ada tugas yang deadline, aku justru sibuk mengerjakan hal lain yang tidak perlu.
Lihat saja, di saat yang lain sedang meringkuk kedinginan di bawah kotatsu ataupun selimut, aku justru baru saja menikmati mandi malam plus berendam air hangat agak lama. Mungkin pengaruh bacaan kuliah tadi pagi yang membahas mengenai Ofuro dan budaya orang Jepang. Mungkin juga hanya karena aku memang aneh.