Kamis, 30 September 2010

Dasar Konsep IE dalam budaya Masyarakat Jepang

Sebenarnya tulisan kali ini merupakan review kuliah tadi pagi. Minggu ini baru kuliah pertemuan kedua, namun sejak awal pertemuan, dosen ini telah membuatku respek padanya. Dari caranya memandu kuliah pertama kali, Aku langsung bisa menilai bahwa akan banyak hal-hal baru yang menarik untuk kupelajari darinya.

Hari ini kami belajar tentang sistem ie. Ie, dapat berarti keluarga ataupun bangunan rumah.
Menurut Ruth Benedict, penulis buku The Chrysanthemum and The Sword, kehidupan masyarakat Jepang tidak bisa dilepaskan dari sistem hirarki sejak dahulu kala. Sistem hirarki ini tercermin

Rabu, 29 September 2010

Katanya, Peradaban Boleh Sama, tapi Kebudayaan Belum Tentu..

Perkataan salah seorang dosenku di salah satu kuliahnya kembali terngiang saat Aku naik di kereta ekpress pagi itu. Klo tidak salah garis besarnya seperti ini: "Peradaban boleh sama, tapi jika kebudayaannya berbeda akan berbeda pula hasilnya. Peradaban hanya menyangkut alat-alat teknologi, tetapi kebudayaan menyangkut aspek yang lebih luas, baik itu cara pandang dan cara berpikir, maupun sikap dan tingkah-laku masyarakatnya".

Pagi itu Aku dan beberapa teman berencana menemui

Rippanashourai~e; Jalan Masih Sangat Panjang

Hari ini Aku mengikuti kegiatan seminar hasil penelitian di PSJ-UI yang merupakan rangkaian kegiatan Jak-Japan Matsuri.
Aku baru tahu bahwa ternyata KWJ dan PSJ benar-benar terpisah. PSJ merujuk ke gedung yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang, sepertinya sama dengan yang ada di UNPAD. Bukan hanya gedungnya saja, tapi sesuai dengan namanya, tempat ini menjadi wadah bagi peneliti-peneliti kejepangan. Mereka terdiri dari dosen-dosen FIB maupun beberapa mahasiswa, baik s1, s2, dan s3. Sementara KWJ merupakan pascasarjana interdisipliner Jepang yang menggunakan (meminjam?) beberapa ruangan di PSJ. Pantas saja Aku agak heran mengapa di satu gedung ada 2 perpustakaan dan 2 ruangan staff. Naruhodo.

Setelah beberapa waktu menyimak penyajian materi, Aku sadar bahwa inilah

Sabtu, 25 September 2010

Keteledoran yang Mungkin Berakhir Tragedi

Saat itu aku berada di sebuah kereta listrik ekonomi AC Bgr-Jkt. Aku dan beberapa teman baru saja mengunjungi seorang guru kami waktu Sma yang sedang mengikuti pelatihan di kota Bgr. Sebuah perjalanan yang cukup melelahkan namun melegakan buatku.
Aku berangkat dari rumah sekitar pukul 09.00 pagi setelah menerima telpon dari seorang teman bahwa dia dan teman yang satunya lagi telah naik kereta dari Jkt dan akan segera tiba di stasiun dekat kosku. Aku telah diberitahu nama keretanya sehingga nanti Aku bisa langsung naik dan bertemu mereka tanpa mereka harus turun dari kereta terlebih dahulu.
Seperti yang lalu-lalu, pertemuan dengan teman lama akan membangkitkan memori

Kamis, 23 September 2010

Sesaat kuterhenyak. 
Apa sebenarnya tujuan kedatanganku ke sini? Untuk belajar kan? Lantas, apa saja yang telah aku lakukan selama lebih dari sepekan ini? Aku hanya berleha-leha, berteman dengan kemalasanku. Lagi. Betapa meruginya diriku meninggalkan kewajiban terbesarku untuk mengurus keluarga dan ke sini, lalu Aku hanya tinggal bersantai menikmati kesendirianku.
Ingat! Banyak sekali janji-janji yang terucap maupun hanya terpatri di hati bahwa Aku akan memanfaatkan kesempatan sekolah ini untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih, ilmu yang tidak mungkin kudapatkan di tempat kerja, dan peluang untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi.
Sekali lagi ini semua berkaitan dengan endurance. Ketahanan. Ini juga menyangkut konsistensiku.
Mengingat suamiku yang bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhanku dan anakku, orang tua yang sementara menggantikan posisiku mengurus buah hati tersayangku, teman-teman di kantor yang bekerja lebih keras untuk mengisi kekosongan yang Aku tinggalkan.
Aku tidak boleh begini. Yang berlalu biar berlalu. Mulai sekarang Aku harus mulai lagi memperbaiki diri. Niat. Konsistensi. Kesadaran.
Bismillah...!

Rabu, 22 September 2010

Don't Judge a Book by Its Cover

Sewaktu kuliah kemarin, hal yang sama seperti beberapa kuliah sebelumnya terjadi. Bingung. Intinya apa??? Memang sih, ada beberapa hal positif yang bisa ditangkap, tapi kalau mau jujur, materi pokok perkuliahan belum tersentuh sama sekali.
Aku sendiri kadang melakukan hal ini. Joke dan joke lagi. Ada kalanya itu kulakukan untuk mencairkan suasana kelas dan berbagi cerita maupu pengalaman ke mahasiswa, namun, kadang itu hanya untuk menghabiskan waktu. Dengan berbagai joke, waktu akan berlalu tanpa terasa. Mahasiswa dan dosen senang. Bagus kan?

Senin, 20 September 2010

Katanya, "Semakin tinggi pendidikan, semakin simple bahasa yang digunakan". Oya?

10 menit berlalu. Akhirnya 30 menit berlalu. Kertas catatan yang telah kusiapkan masih nyaris bersih. Hanya ada tulisan "Senin" (Aku lupa tanggal berapa hari ini. Hm..) dan "Kuliah Sejarah Jepang" yang menghiasinya. Padahal, sejak 30 menit yang lalu Pak K sudah ngobrol panjang lebar. Sesekali kulirik teman di kiri-kanan dan belakang. Yah, hanya untuk memastikan apakah cuma Aku saja yang bingung kayak gini. Periodisasi sejarah Jepang hingga zaman Edo yang sudah sedikit aku hapalkan sepertinya sia-sia saja. Bukan Aku yang kerajinan atau apa, Aku hanya menuruti lembar silabus yang telah diberikan untuk mata kuliah ini. Tertulis jelas bahwa

Sabtu, 18 September 2010

Sekinin Hatasu, Sekinin o Toru; Efek jera jika lalai dari tanggung jawab

Hari-hari awal di sini benar-benar membuatku pusing. Apa yang harus Aku lakukan untuk mengisi waktu-waktu kosongku? Ingatan akan hobiku menonton film membuatku menyempatkan diri sepulang dari kampus untuk sekadar melihat-lihat koleksi dvd di toko-toko dvd bajakan yang berderet di sepanjang lorong dekat stasiun. Apa yang harus dibeli ya? Yang pasti jangan beli film horor. Action dan drama bolehlah. Akhirnya Aku memutuskan membeli satu film drama Hollywood yang dilihat sekilaspun tampak tidak meyakinkan dan drama Jepang terbaru (Aku melihat salah satu aktornya Kimutaku. Biasanya lumayan). Saat ini yang Aku butuhkan hiburan yang ringan supaya

Jumat, 17 September 2010

Inspirasi Hari; Kesadaran untuk perubahan

Banyak di antara orang-orang yang kemudian menjadi sahabatku mengakui bahwa saat pertama kali mereka melihatku, kesan yang mereka tangkap kurang menyenangkan. Diam dan menakutkan. Ada yang bilang Aku tampak terlalu pendiam dan sulit didekati sehingga membuat orang enggan untuk memulai percakapan denganku. Ada pula yang bilang pandangan mataku sangat tajam dan penuh selidik sehingga orang merasa risih untuk sekadar berada di dekatku. Tentu saja ada banyak penilaian lain yang bertolak belakang dari

Kamis, 16 September 2010

Review buku 1: JAPAN, Its History and Culture

JAPAN
Its History and Culture
W. Scott Morton
Third Edition
1. Pengantar
Berdasarkan legenda masyarakat Jepang, mereka adalah keturunan dari dewi Matahari. Negeri mereka pun indah bagaikan seorang dewi. Budaya tertinggi Jepang berasal dari China.Meski begitu, satu keistimewaan orang Jepang adalah kemampuan mereka untuk meminjam suatu unsur budaya, mengadaptasi dan kemudian memasukkan kekhasan dan gaya mereka sendiri ke dalamnya. 
Sejarah Jepang tidak berbeda dengan bahasanya; tampak mudah di awalnya tapi kemudian menjadi semakin rumit dan kompleks.
 2. Asal-usul dan Sejarah Awal Jepang
Asal-usul orang Jepang berbaur dan samar. Satu hal yang pasti adalah bahwa ada ras-ras lain yang bukan leluhur  mereka yang menempati kepulauan Jepang sebelum orang Jepang sendiri tiba di sana. Salah satunya adalah suku Ainu yang merupakan tipe Kaukasia dengan kulit yang putih dan cambang yang berabad-abad mendominasi bagian utara namun saat ini jumlahnyaberkurang dan hidup dalam kelompok kecil di Hokkaido.
Orang Jepang merupakan ras Mongol yang perawakannya kecil, dengan lipatan kelopak mata bertipe Mongol, berkulit kuning, rambut hitam , wajah secara keseluruhan lebih datar dibanding tipe Kaukasia, tulang pipi tinggi, dan anggota tubuhnya secara proporsional pendek. Hal yang terakhir membantu mereka menjaga panas tubuh pada kondisi ekstrim.
Selain Mongol, paling tidak ada dua wilayah yang orang-orangnya mungkin membentuk ras orang Jepang. Yang pertama adalah Asia Tengah. Buktinya bukan hanya ditemukan pada ciri fisik yang telah disebutkan di atas, tapi juga pada bahasanya. Suku kata bahasa Jepang menunjukkan kemiripan dengan  bahasa Hungaria-Magyar danFinlandia. Ketiga kemungkinan tersebut berasal dari Asia Tengah. Wilayah yang kedua adalah daerah China Selatan. Ini diindikasikan dengan ciri fisik seperti ukuran tubuh yang kecil, kulit yang lebih kuning, dan struktur tulang orang Jepang yang lebih dekat ke orang-orang di China Selatan ketimbang China Utara.
Ada kemungkinan ketiga mengenai asal-usul orang Jepang yaitu dari Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik; namun ini masih kontroversial. Argumen utamanya adalah bentuk arsitektur rumah Jepang kuno dan kuil Shinto misalnya di Ise. *
Jepang terdiri dari
 

Perjalanan balik ke Dpk 2010-09-14

Seperti dugaanku, bandara hari itu ramai sekali. Maklumlah sedang arus balik mudik. Aku bergegas masuk sambil mencoba mengusir sedih melihat wajah anakku yang cemberut. Lucu, tapi membuatku merasa bersalah. Apakah mungkin dia sudah dapat merasakan bahwa sebentar lagi ibunya akan meninggalkannya? Entahlah.. Meski masih 13 bulan, Aku sedikit yakin akan hal itu.
Tiketku kali ini e-ticket yang dipesankan suamiku secara online. Ada sedikit masalah

Pengantar

Setahun dua tahun belakangan ini Aku merasakan sesuatu. Hasrat untuk menulis. Menulis apa saja yang terjadi dalam hidupku. Tidak ada pengalaman menulis dan tidak ada penguasaan teknik. Hanya ingin menulis.
Hasrat itu datang dan pergi. Datang dan pergi.
Hasrat itu seperti ombak kecil di tengah badai kemalasanku. Datang dan pergi. Datang dan pergi.
Pernahkan Anda merasakan hati kecil Anda berkata, "This is it! This is it! Don't waste time anymore! Do it!"?
Rasa itulah yang terus-menerus mengejar-ngejarku. Aku lalu bertanya dalam hati, "Is it? Is it the time?".
 Begitu banyak kebahagiaan, begitu banyak kesedihan. Begitu banyak hal dalam hidupku yang telah terlewatkan sia-sia tanpa sempat direkam dalam tulisan.
Maka, mulai hari ini aku camkan di dalam hati, "Aku harus menulis. AKU HARUS mencoba MENULIS.
"Rippa na Shourai e"