Rabu, 22 September 2010

Don't Judge a Book by Its Cover

Sewaktu kuliah kemarin, hal yang sama seperti beberapa kuliah sebelumnya terjadi. Bingung. Intinya apa??? Memang sih, ada beberapa hal positif yang bisa ditangkap, tapi kalau mau jujur, materi pokok perkuliahan belum tersentuh sama sekali.
Aku sendiri kadang melakukan hal ini. Joke dan joke lagi. Ada kalanya itu kulakukan untuk mencairkan suasana kelas dan berbagi cerita maupu pengalaman ke mahasiswa, namun, kadang itu hanya untuk menghabiskan waktu. Dengan berbagai joke, waktu akan berlalu tanpa terasa. Mahasiswa dan dosen senang. Bagus kan?


Kembali ke judul postingan ini, Don't Judge a Book by Its Cover.
Buatku, masih sulit sekali hal tersebut diterapkan. Sepertinya itu butuh pengalaman hidup yang lebih lama dan kemampuan akademik yang lebih tinggi.
Aku ingat ketika pertama kali Aku mulai bekerja. Ada seorang rekan kerja yang tampak berbeda dibanding yang lainnya. Wajah dan penampilan lebih oke, trus kalau ngomong juga kedengarannya smart dan sangat berkelas. Aku langsung kagum saat itu. Bagiku yang fresh graduated, belum punya pengalaman kerja dan pengalaman bergaul sehingga self confidence ku pun agak rendah, dia the best lah di antara yang lain. Setiap kali ada pertemuan, dia tampak menonjol dengan kritikan pedasnya yang sepintas lalu tampak benar. Ide-idenya kedengaran sangat hebat karena dibumbui dengan argumen-argumen yang selalu sulit disanggah.  

Seiring berjalannya waktu, aku baru paham dengan maksud pepatah, "Tong kosong bunyinya nyaring". Orang yang tidak bisa apa-apa justru adalah orang yang paling tampak tahu segalanya. Aku mulai punya banyak teman, pengalaman kerjaku maupun kepercayaan diriku bertambah hari demi hari, sehingga sedikit demi sedikit Aku mulai bisa menilai mana yang memang bagus dan mana yang hanya bagus luarnya saja. 

Aku pun akhirnya sadar bahwa temanku itu hanyalah orang yang banyak omong tanpa bukti. Kemampuan bicara yang bagus dibumbui penampilan keren awalnya bisa membawa seseorang ke awang-awang, namun pada akhirnya akan membuatnya terperosok ke jurang terdalam, jika dia tidak menyadari kekurangannya dan segera membenahinya.
Namun, tidak jarang yang terjadi adalah sebaliknya. Orang yang tampak sangat tidak meyakinkan di awalnya, pada akhirnya membuatku terpesona akan kemampuan intelektual yang dimilikinya. Sampai saat ini pun, Aku masih sering tertipu oleh penampilan. Entah itu negatif atau positif.

Jujur saja, Aku sebenarnya tidak ingin langsung memberi penilaian terhadap seseorang di awal-awal pertemuan, tapi, hal itu masuk begitu saja ke dalam pikiranku. Terlebih jika ternyata Aku salah menilai. Kadang hal ini  membuatku merasa berdosa jika ternyata orang itu lebih baik dari yang Aku kira.
Memang, Aku percaya bahwa pengalaman akan membuatku lebih bijak dalam berpikir maupun bertindak. Proses belajar akan terjadi terus-menerus hingga akhir hidup seseorang. Yang terpenting adalah bagaimana memaknai semua yang terjadi dalam proses tersebut. Ambil yang baik, lepaskan yang buruk. Mudah tampaknya tapi sukar pada kenyataannya.
Kemamampuan memilah-milih baik dan buruk inilah yang akan menentukan kualitas seseorang pada akhirnya.

Well, kembali ke kuliah yang tadi, bagaimana penilaian sementaraku terhadap dosenku itu? Entahlah. Perkenalan kami belum lama dan belum banyak hal yang bisa Aku ketahui tentangnya.. Yang pasti Beliau punya kemampuan guyon yang baik.

-Selesai-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar