Jumat, 17 September 2010

Inspirasi Hari; Kesadaran untuk perubahan

Banyak di antara orang-orang yang kemudian menjadi sahabatku mengakui bahwa saat pertama kali mereka melihatku, kesan yang mereka tangkap kurang menyenangkan. Diam dan menakutkan. Ada yang bilang Aku tampak terlalu pendiam dan sulit didekati sehingga membuat orang enggan untuk memulai percakapan denganku. Ada pula yang bilang pandangan mataku sangat tajam dan penuh selidik sehingga orang merasa risih untuk sekadar berada di dekatku. Tentu saja ada banyak penilaian lain yang bertolak belakang dari
yang sudah aku sebutkan tadi. Aku rasa, lingkungan (baik suasana maupun orang-orang yang ada di dalamnya) di mana kita berada akan memberitahu kita bagaimana seharusnya kita bersikap. Suatu lingkungan yang kita rasa nyaman akan membuat pribadi yang tertutup dan pasif sekalipun menjadi ceria dan bersemangat. Demikian pula lingkungan yang membuat kita merasa tertekan dan tidak nyaman akan membuat kita tampil lebih hati-hati dan waspada.
Akupun demikian. Ketika Aku berada di rumah maupun di kantor dengan orang-orang yang menyenangkan,maka akupun akan menjadi orang yang menyenangkan. Namun ketika Aku berada di satu tempat baru dengan orang-orang yang tidak Aku kenal, maka secara otomatis Aku akan bersikap protektif dan tertutup.
Di sini perlu dibedakan makna 'sifat' dan 'sikap'. Menurutku (menurut pemahaman pribadi tanpa ada referensi dari manapun), 'sifat' merupakan suatu karakter yang telah ada sejak kita lahir dan mungkin saja berasal dari perpaduan sifat-sifat ayah-ibu kita. Sifat bisa dikatakan nyaris tidak bisa berubah. Berbeda dengan sifat, sikap merupakan tindakan atau perilaku yang bisa jadi merupakan perwujudan dari sifat asli atau pun tindakan yang disesuaikan dengan pemahaman akan norma dan situasi-kondisi tempat di mana kita berada. Misalkan Aku, sifatku sebenarnya pendiam namun ketika dihadapkan pada mahasiswa di kelas aku harus bersikap terbuka dan periang.

Katanya bahwa kita tidak bisa menilai diri kita sendiri secara obyektif. Orang-orang yang berada di sekitar kita dan bergaul dengan kitalah yang mampu memberikan penilaian obyektif mengenai siapa dan bagaimana diri kita. Benarkah?
Sebenarnya Aku tidak bermaksud memperdebatkan tentang siapa Aku yang sebenarnya. Aku hanya ingin sedikit bercerita tentang pengalamanku dulu dan bagaimana Aku menyikapi situasi yang sama di saat sekarang.
Masa kecil hingga remajaku dihabiskan di sebuah kota kecil Br. Dengan ayah yang cukup dihormati dan disegani oleh masyarakat di kota kami, Aku dapat melalui masa kecil dengan cukup menyenangkan. Sifatku yang pada dasarnya pendiam dan tidak banyak bergaul tidak menyulitkanku untuk mendapatkan banyak teman dan kenalan. Nilai-nilai tinggi dari SD hingga SMP dapat dengan mudah kuraih tanpa harus belajar dengan keras (untuk hal ini, bukan dipengaruhi oleh sosok ayahku, tapi Aku rasa Tuhan memang memberi sedikit kepandaian padaku). Kondisi nyaman itu membuat sedikit sombong dan malas dalam bergaul. Aku sudah merasa cukup dengan apa yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar