Senin, 09 Mei 2011

Kalender Sampah Kota Cinta

Ada satu hal yang sampai sekarang masih agak merepotkan buatku, yaitu pengaturan pembuangan sampah harian kota ini.
Di hari pertama tiba di sini dan melapor pada pengurus asrama, langsung dikasi kalender (Pic1). Katanya, baca yah.. Waktu itu sih belum begitu ngeh tentang apa saja isinya. Aku pikir, baik banget yah asrama ngasih kalender. Agak senang plus heran juga kok kalender ini rame banget dengan warna-warni yang cerah.
Jepang memang dikenal sangat ketat
menerapkan peraturan mengenai pembuangan sampah. Tidak hanya besaran denda yang akan diterima jika tertangkap tangan membuang sampah sembarangan (sampai sekarang belum tau berapa Yen karen belum pernah lihat ada yang membuang sampah sembarangan), tetapi juga mengenai pembagian jenis-jenis sampah. Berdasarkan pengalaman di tahun 2007-2008 di daerah Saitama, cuma ada 2 jenis pembagian yaitu Moerugomi (bisa dibakar) dan Moenaigomi (tidak bisa dibakar), plus sampah besar (misalnya lemari, spring bed, elektronik, dll).
Nah, ternyata di kota cinta ini entah sejak tahun berapa diterapkan peraturan yang sedikit lebih merepotkan. Apa yang merepotkan? Coba kita lihat..
Berapa jumlah pembagiannya bisa dilihat pada berapa warna yang ada. Ada 8 warna lho. Pink, kuning, orange (ini baru mulai tahun ini katanya), hijau, biru, ungu, biru muda, dan coklat.
  • Pink (kanen-gomi) : sampah-sampah yang bisa dibakar, misalnya: sisa makanan, pakaian bekas, cd-dvd, kertas-kertas bekas nota belanja, dll. Semua dimasukkan ke kantong plastik khusus sampah atau kresek bening yang biasa dipakai sebagai kantong belanja. Tidak boleh kantong plastik putih biasa lho, harus yang bening. Katanya biar petugas sampah bisa melihat apakah benar isinya sudah sesuai aturan apa tidak.
  • Kuning (purasuchikku) : jenis-jenis plastik misalnya: pembungkus makanan, tutup botol plastik, dll yang di kemasannya benar tertulis pura プラ. Jika ada jenis plastik lain (misalnya kotak bento atau kresek belanja) yang tidak ada tulisan tersebut, katanya, sebaiknya masukkan ke kategori Pink saja (ini kata dosenku lho...). Daripada bingung dan salah, lebih baik dibakar saja..Semua sampah ini juga dimasukkan ke plastik bening.
  •  Orange (PET Bottle) : semua botol-botol plastik minuman (soft drink, minuman beralkohol, dll), bumbu masakan (saus, dressing, dll) yang benar bertuliskan PET di botolnya. Yang agak merepotkan adalah botol bekas tersebut harus dipisahkan dari tutup dan labelnya (masuk ke kategori Kuning), lalu harus dicuci dan dikeringkan sebelum dibawa ke tempat pembuangan sampah. Masukkan ke plastik bening juga yah.
  • Hijau (kami-rui: kertas-kertasan) : koran, majalah, pamflet, amplop, dll. Ini berbeda dengan kertas nota belanja yang ukurannya kecil yah. Yang dimaksud di sini adalah kertas yang kira-kira bisa didaur ulang. Ya, inti dari pembagian ini adalah recycle atau daur ulang. Jadi sampah-sampah yang dahulu hanya bisa langsung dibakar begitu saja, diusahakan agar bisa kembali berguna. Kertas-kertasan seperti ini biasa dibuat tisu atau kertas fotocopy. Kertas atau dus bekas susu dan jus juga bisa dibuang di hari ini. Caranya: buka semua perekatnya dan ratakan. Ini berlaku untuk semua. Setelah itu, disusun berdasarkan jenis dan ukuran. Koran dengan koran, majalah dengan majalah. Lalu, jangan lupa mengikatnya rapih. Baru setelah itu bisa dibuang.
  • Biru (kanamono, garasu: logam, kaca) : kaleng minuman, bagian pembungkus makanan, dan semua yang bertuliskan arumi アルミ. Selain itu semua jenis gelas-gelasan dan kaca-kacaan. Ingat, pecahan gelas misalnya, harus dibungkus kertas koran dengan rapih agar tidak melukai siapapun. Jangan lupa juga kosongkan isi kaleng-kaleng minuman. Kaleng minuman harus dimasukkan ke plastik bening juga agar tidak berantakan.
  • Ungu (umetate : keramik) : semua pot dan vas yang terbuat dari keramik, teko-teko tanah liat, dan juga termasuk di sini batu bata, semen, dll. Baterei non-merkuri juga boleh dibuang di hari ini. Ini dibungkus juga yah.
  • Biru muda (suigin-gomi: merkuri) : bohlam lampu, termometer yang bermerkuri, baterai, dll. Ini pun harus dibungkus rapih.
  • Coklat (sodai-gomi) : furnitur dan elektronik. 
Khusus untuk sampah ini, selain diberi kalender dan kertas-kertas yang berisi penjelasan mendetail, di kampus sendiri diadakan 2 kali pertemuan yang berisi penjelasan tentang ini. Yang pertama dihadiri oleh perwakilan departemen kebersihan kota Cinta. Berbagai jenis contoh sampah dibawa ke kelas dan dijelaskan dengan sangat sangat rinci. Pertemuan kedua diadakan sekitar 2 minggu pasca pertemuan pertama. Kali ini dibawakan oleh dosen kampus. Pertemuan terakhir ini bersifat memastikan pemahaman kami para pelajar asing tentang aturan-aturan sampah. Yang sangat ditekankan oleh dosen adalah, setiap membuang sampah, bayangkan diri kalian adalah petugas sampah. Bagaimana jika sampah sisa makanan tidak dibungkus? repot kan. Lalu bagaimana bila koran-koran tidak diikat dengan kuat (ikatan-silang)? saat diangkat bisa berantakan kan?. Bagaimana jika pecahan gelas tidak dibungkus koran atau kertas? bahaya kan?
Lalu, apakah konsekuensi yang diterima jika tidak membuang sampah sesuai aturan? Plastik sampah yang sudah dibawa di tempat pengumpulan sampah tidak akan diangkut. Jadi petugas sampah akan memastikan setiap sampah yang diangkutnya apakah sesuai hari dan isinya. Selain tidak akan diangkut, sampah tersebut juga akan diberi label peringatan.
Jika diperhatikan di kalender sampah (pic 1), selain di tiap hari memiliki warna yang berbeda, juga terdapat jam batas membuang sampah. Coba perhatikan di hari Selasa dan Jumat yang berwarna Pink. Di situ juga tertulis jam 7 pagi. Ya, batas waktunya jam 7 pagi. Aku pernah hampir terlambat. Waktu itu jam 7 kurang 5 menit saat aku membawa sampah ke tempat pengumpulannya. Di depannya telah datang mobil sampah dan 2 orang petugas sedang sibuk mengangkat sampah-sampah yang menggunung di dalam ruangan pengumpulan sampah.  Nah lho, kan belum tepat jam 7 pagi? Itulah Jepang. Mobil sampah yang berwarna cerah yang lengkap dengan suara musiknya akan tiba tepat waktu, bahkan sebelum waktunya.
Memang, tidak semua orang Jepang pun taat sepenuhnya pada aturan. Aku sering mendapati sampah-sampah botol minuman misalnya yang berlabelperingatan berjejer di depan apartemen. Itu sepertinya karena tutup botol dan labelnya tidak dilepas sebelum dibuang. Ada juga yang berisi sampah plastik yang bercampur dengan kertas atau sampah lain yang tidak sesuai.
Terkadang aku berpikir, betapa ribetnya kota ini! Aku ke Osaka minggu lalu dan aku mendapati bahwa peraturan di Osaka tidak berbeda dengan peraturan di Saitama 3 tahun yang lalu. Hanya ada 3 jenis pembagian. Tapi jika dipikir-pikir, justru hal-hal seperti inilah yang dibutuhkan oleh bumi ini. エコ、地球に優しい: menjaga ekosistem, ramah lingkungan dan alam.
Aku teringat berita beberapa waktu yang lalu tentang tumpukan sampah di kota Bandung. Di kotaku sendiri tumpukan sampah bisa didapati di setiap sudut kota terutama daerah sekitar pasar tradisional. Bahkan kemarin aku juga melihat berita tentang tumpukan sampah di kota Itali yang membuat presidennya memerintahkan tentara untuk membersihkannya.
Andai saja semua kota di dunia menerapkan peraturan yang sama (atau minimal seperti di Osaka) dengan ketat dan dibarengi dengan kesadaran penduduknya, niscaya semua kota pun akan sebersih dan seindah kota-kota di Jepang.

    - Selesai-

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar