Minggu, 17 Juli 2011

Duel 2 Mantan Raksasa

Baru saja disiarkan berita tentang kemenangan tim sepakbola putri Jepang atas Amerika di laga World Cup Women Soccer. Entahlah, tapi dadaku terasa sesak, turut larut dalam haru. Mungkin rasa ini tidak berbeda dengan perasaan para pemain dan pendukung yang terlihat jelas dari ekspresi mereka di televisi. Semua menangis bahagia menyambut kemenangan yang diperoleh dengan susah payah melalui perpanjangan waktu pertandingan. Sebuah kemenangan yang luar biasa.. Banzai Nippon!

 

Sejak tim Jepang menang atas Jerman akhir minggu lalu dan diputuskan akan bertanding melawan  Amerika di babak final, yang langsung terlintas di kepalaku adalah duel 2 mantan raksasa. JAPAN vs USA. 

Jika ditilik dari sejarah, perjalanan Jepang dan Amerika bisa dikatakan sering sekali bertautan, entah itu seiring ataupun malah bertentangan jalan. Gedoran keras Commodor Perry atas pintu isolasi Jepang yang melahirkan Restorasi Meiji di tahun 1868 membawa Jepang ke era industrialisasi dan modernisasi. Perang Dunia II yang diakhiri dengan kekalahan Jepang atas Amerika lewat bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 mungkin menjadi puncak perseteruan Jepang vs Amerika di jaman itu. Namun demikian, keberadaan pangkalan Amerika Serikat di Okinawa Jepang hingga sekarang meskipun mendapat tentangan luar biasa dari dalam negeri Jepang sendiri, bisa menjadi bukti bagaimana di sisi lain ada kepentingan bersama di baliknya. 

Jepang dan Amerika kemudian mencapai kemajuan yang pesat dan dikatakan sebagai 2 raksasa dunia  di segala bidang termasuk ekonomi, industri dan teknologi. Jepang boleh dikatakan pernah menjadi raja di bidang industri dan otomotif. Kita lihat saja di Indonesia tahun 90an hingga awal tahun 2000. Pasar otomotif dikuasai oleh perusahaan-perusahaan Jepang seperti Toyota, Honda, Suzuki maupun Mitsubishi. 

Aku ingat orang tuaku dari awal tahun 90 hingga saat ini telah 4 kali membeli mobil yang kesemuanya berlabel Jepang. Van mini warna merah Suzuki. Kijang Super krem Toyota. Kijang Kapsul hijau Toyota. Dan yang terakhir Avanza red wine Toyota (yang terakhir inilah yang akhirnya berhasil dibeli langsung di showroom mobil :p). Barang-barang elektronik termasuk kulkas, radio, dan AC juga sebagian besarnya bermerek Jepang.

Kemajuan Amerika juga tidak kalah. Pasaran otomotif Eropa dan Amerika juga dikuasai oleh produk Amerika. Belum lagi ekpansi perusahaan-perusahaan Amerika seperti Exxon dan Freeport ke seluruh dunia. Selain bidang ekonomi, Amerika juga memiliki kekuatan militer terbesar. Kejatuhan Saddam Husein di Irak dan pergolakan di Timur Tengah belakangan ini tidak lepas dari  pengaruh militer Amerika Serikat.

Jepang dan Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu benar-benar berada di puncak kesuksesan sebuah negara. Berbagai kepentingan bermain di balik hubungan keduanya tetapi pada akhirnya mereka tetap tampak seiya sekata dan sejalan. "2 Raksasa besar yang kokoh dan tidak mungkin  terkalahkan". Mungkin itu yang ada di dalam benak kebanyakan besar kita waktu itu.

Namun, bagaimana kondisi kedua raksasa itu saat ini? Sepertinya cukup parah. Krisis ekonomi melanda Jepang dan Amerika Serikat dan bisa dikatakan menghancurkan perekonomian mereka. Kejatuhan bisnis property dan real estate di Amerika, hutang negara dan bencana gempa dan tsunami 11 Maret 2011 di Jepang, membuat keduanya seakan tidak berdaya.

Jika membaca sepintas lalu headline news di tv dan berita-berita di situs Yahoo, aku bisa menyimpulkan bagaimana parahnya kondisi ekonomi Amerika Serikat. Tingkat pengangguran yang semakin tinggi, bencana badai yang juga tidak henti melanda membuat ekonomi negaranya sepertinya semakin terpuruk. Berbagai kepentingan yang bermain di dalam politik dalam negerinya pun membuatnya situasi semakin tidak stabil.

Jepang pun demikian. Jumlah lansia yang tidak berimbang dengan generasi mudanya menyedot cukup banyak dana negara untuk membayar uang pensiun sedangkan pemasukan dari pajak dan pembayaran uang pensiun dari yang masih muda dan produktif tidak mencukupi jumlahnya. Tidak berbeda dengan Amerika Serikat, gonjang-ganjing politik Jepang juga membuatnya berganti kepemimpinan berkali-kali dalam jangka waktu yang singkat. Kemunculan China dan Korea dengan produk elektronik dan otomotif yang harganya kompetitif membuat pasar di Asia mulai beralih. Belum lagi dengan bencana gempa dan tsunami tahun ini yang membawa Jepang ke dalam beragam masalah yang menurutku masih akan terus bermunculan hingga bertahun-tahun ke depan. Gempa dan tsunami telah memicu meledaknya pembangkit listrik Tokyo di Fukushima yang mengakibatkan radiasi nuklir. Berita terbaru mengenai hal ini adalah ditemukannya radiasi pada daging sapi dari daerah Fukushima. Jelas ini kembali memukul industri peternakan dan produk olahan sapi (daging, susu, yoghurt, dsb) yang baru saja bangkit kembali.

Ah, benar-benar masalah tidak ada habisnya menimpa kedua negara besar ini, khususnya Jepang. Sesak rasanya jika setiap hari harus melihat di tv bagaimana korban gempa dan tsunami yang sedang berusaha menata diri kembali namun masalah baru datang tiada henti. Demikian pula amarah kadang tidak terbendung jika melihat elit politik Jepang yang mencaci-maki dan menjatuhkan satu sama lain.

Mungkin karena itulah, ketika menonton berita kemenangan tim sepakbola putri Jepang atas Jerman dan dilajutkan dengan laga melawan Amerika Serikat tadi pagi, aku langsung terbayang 2 raksasa. 2 raksasa besar yang sedang sakit parah.

Duel ini menurutku benar-benar mempertaruhkan gengsi kedua negara tersebut. Kemenangan atas pertandingan ini bisa menjadi bukti kebangkitan mereka. Amerika Serikat unggul dalam segi fisik dan teknik sedangkan Jepang unggul dalam tekad dan latihan yang keras.

Secara pribadi jelas aku sangat mengharapkan kemenangan Jepang. Bagaiman tidak, di dalam kondisi terpuruk, sedih, putus asa yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Jepang saat ini, kemenangan ini bisa menjadi kecercah kebahagiaan yang luar biasa. Kemenangan ini bisa memunculkan optimisme dan nasionalisme yang tinggi di dada mereka. "Jepang juga bisa dan pasti bisa!". Mungkin semangat itu yang akan muncul.

Masih ingat bagaimana Jepang bangkit dari keterasingan politik isolasi 250 tahun lamanya di masa Edo dan kehancuran pasca bom atom Hiroshima dan Nagasaki? Itu bukti betapa hebatnya Jepang. Raksasa ekonomi dan teknologi itu memang sedang sakit. Tetapi, aku yakin jika semangat nasionalisme dan patriotisme bisa kembali dibangkitkan di hati generasi mudanya, maka seperti yang telah terukir dalam sejarah, seharusnya Jepang pasti bisa kembali meraih kesuksesan dalam jangka waktu yang singkat.

Aku yakin bahwa salah satu cara membangkitkan semangat itu adalah dengan kemenangan di even olahraga seperti ini. Untuk itu aku turut mendoakan kemenangan tim Jepang. Makanya ketika pagi aku menonton berita di tv tentang kemenangan Jepang atas Amerika Serikat, aku turut larut dalam eforia bahagia dan haru..

Ayo Jepang! Nippon! Nippon! Nippon! Banzaaaai!!!
~Selesai~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar